Langsung ke konten utama

Katanya "Tanpa Tanda Jasa"?



Hasil gambar untuk gambar guru mengajar kartun 
Kadang saya tidak  mengerti kenapa gaji guru/PNS itu kecil?  Padahal jasa jadi guru itu sangat besar. Tanpa didikan  seorang guru di sekolah, mungkin yang jadi  presiden saat ini  tidak bakalan jadi presiden, tapi kenapa  masih gaji guru itu masih rendah? Bahkan tinggi pula gaji buruh yang tidak berpendidikan lagi?  Seharusnya pemerintah melirik  arah itu, tapi sayang nyaa mereka hanya memiikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan orang lain aapa lagi bangsanya.
            Aku akan menceritakan kehidupan sebagai anak  seorang guru, memang benar mentang-mentang bekerja jadi guru, tanpa tanda jasa. Tetapi tidak seenaknya pula  membuat gaji guuru itu secukupnya. Bukannya tidak  bersyukur terhadap apa yang di berikan, tetapi lebih berppikir kedepannya bagaimana bisa gaji yang hanya kurang lebih Rp 4.000.000 yang di terima tiap bulan itu cukup menghidupi anggota keluarga yang membutuhkan makanan sebanyak 7 orang itu? Bahkaan uang yang katanya Rp 4.000.000 itu sudah banyak pula potong-potongannya. Dan sampai di tangan bukan Rp 4.000.000 lagi.
            Katanya ada tunjangan  gaji, katanya ada bonus dan sertifikasi? Harus bekerja senin sampai sabtu masuk paagi pulang sore, sudah kayak orang pekerja kantoran saja tetapi gajinya tidak sebanding apa yang di kerjakan. Oh iya lupa tanpa tanda jasa. Percayalah gaji seorang guru itu tidak sebanding dengan apa yang di kerjakannya. Guru saat ini hanya di jadikan budak oleh penguasa yang punya banyak uang. Kenapa begitu? Tidak hadir satu hari  karna sakit atau apa lah, gaji guru tidak di terima selama satu bulan?  Apaa adil? Ya guru tanpa tanda jasa.
            Lucu juga “Tanpa Tanda Jasa” seakan-akan di jadikan sebagai kembing hitam dalam sebuah permainan ini. Tidakkah mereka berpikir, orang tua yang mendidik mereka sampai sukses seperti ini, apa tidak ada jasa-jasa orang tua yang di balas? Paasti ada? Ada yang mebawa orang tuanya naik haji, pergi jalan-jalaan itu sebenarnya pembalsan jasa untuk orang tua kita karna  sudah mendidik kita sampai sukses. Tetapi saat ini tidak ada yang melihat sebuah ketulusan guru-guru yang mengajar dengan tulus, bahakaan yang mereka ajar itu bukan lah anak kandungnya sendiri tetapi seperti  anak  kandungnya. Pantaskah guru di sebut “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?” menurut saya tidak, perjuangan guru itu harus di apresiasi, bukan hanya membuatkan askes dan itu katanyaa gratis, tetapi gajinya di potong tiap bulan untuk bayar tagihan askes, katanya gratis?
            Bukan materi atau uang yang banyak yang di  inginkan oleh seorang guru, tapi menginginkan kehidupannya dan anak-anaknya tanpa beban terutama UANG. Saya bukan meminta kasihan atau bagaimana tetapi saya ingin mengutarakan pendapat saya bahwa seharusnya gaji guru itu disesuaikan dengan kehidupnnya. Setelah melihat dan merasakan semakin hari guru ini semakin tidak di lirik oleh penguasa,  jasa-jasa mereka tidak di hargai lagi, banyak kehidupan guru ini berubah hanya karena keterbatasan ekonomi, banyak pendidikan anak-anaknya terbengkalai hanya karna tidak punya biaya. Maka kita cukupkan penderitaan guru yang tulus ini  dengan mengahapuskan “Tanpa Tanda Jasa”. Jasa guru bukan di beli dengan uang, tetapi di hargai dengan cara mengangkat kehidupan perekonomiannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perjalanan saya

  saya akan menceritakan perjalanan saya membangun blog dari hallowel, sebelumnya bukan itu namanya, nama pertama blog ini adalah secretadmire.blogspot.com berganti jadi jadisandara.blogspot.com dan sekarang jadi darihelowel.blogspot.com. saya sering mengganti nama, entah karena apa.  dimulai dari akhir tahun 2017 blog ini saya buat.  posting beberapa artikel/tulisan saja, lalu berhenti, saya juga bingung kenapa bisa begitu.  jika dilihat-lihat postingan blog ini hanya beberapa saja dalam 5 tahun terakhir sejak dibuat. tentu saja tidak ada pendapatan dari blog ini.  bukan itu tujuan awalnya dibuat blog ini, karena saya masih menggunakan blogspot.com dan itu gratis tanpa biaya, namun ada saja kendala yang menghentikan saya menulis di blog ini.  perjalanan blog ini tidak mudah, salah satu tantangan terbesar saya adalah tidak punya ide untuk di posting di blog ini, setiap kali saya ingin menulis setiap itu juga distraksi menghentikan saya. saya kalah melawanny...

Hari Kedua Perkenalan

  Setelah hari pertama perkenalan saat MOS berlangsung kita diajarkan untuk bisa menyesuaikan diri kepada lingkungan diamana kita berada. Pada hari kedua MOS ini dilalui banyak agenda kegiatan disekolah yang telah disusun oleh panitia pelaksana MOS itu sendiri. Di tempat duduk itu aku asik sendiri bermenung, ada hal yang mengganjal dipikiranku dan aku hanyut dalam mengamati keadaan sekitar. Pada jam istirahat aku merasa sendiri, teman-teman waktu sekolah menengah pertama serasa lenyap seketika. Karna mereka telah memilih kemana mereka akan melanjutkan sekolahnya. Ada 3 orang siswa yang lulus di SMA favorit itu, aku dan 2 teman baikku. Yang level kemampuan dan pengetahuannya lebih dari yang ku punya dan juga dia dibantu oom nya, setiap buku mereka berdua selalu lengkap sedangkan aku hanya mengandalkan buku yang di pinjam di perpustakaan untuk belajar. Sebelum kami mendaftar ke SMA itu kami bertiga pernah berbincang-bincang disuatu tempat perihal kemana kita akan me...

Kamu Maunya Gimana?

  Foto: Unsplash/udazzz Hai, Kamu apa kabar? Maaf ya akhir-akhir ini aku melupakanmu, terlalu sibuk sampai lupa memberi kabar padamu. Kamu bete ya? Marah ya? Yaudah marah aja, ga pa-pa kok, kan emang aku yang salah udah mengabaikan kamu seharian. Kalau disempat-sempatkan buat nagsih kabar bakalan ssempat sih, tapi ya gimana, salahku juga gak bisa membagi waktu dengan diriku dan waktu untuk besamamu.   Kamu mau ga maafin? Iya, perasaan gimana kedepannya ga ada yang tahu, kesalahan-kesalahan itu pasti terulang, ya cuman kita aja yang ga menyadarinya. Aku sayang kamu kok. Kamu juga bebas memilih jalan mana yang kamu ambil, termasuk hubungan kita. Kalau kamu merasa butuh perhatian, waktu full untuk kamu, kamu tahu sendirikamn aku juga harus ada waktu untuk diriku.   Bagaimana mungin aku bisa mencintai seseorang tapi aku tidak punya waktu mencintai diriku sendiri. Ya semacam aku sibuk mengurusi pekerjaanku yang imbasnya jadi lupa waktu bersamamu. Jika k...