Langsung ke konten utama

Hari Pertama Kenalan



HARI PERTAMA

Saat pagi menjelang terdengar suara Adzan memangil begitu indah dan syahdu, menusuk ruang kalbu dalam hati siapa saja yang mendengarnya akan tersentuh dengan sentuhan lembut embun pagi yang menyejukkan, aku seorang remaja yang berpenampilan sederhana terbangun dari tidur lelap, terbangun dari mimpi-mimpi indah untuk menyambut hari dan kisah yang nyata. aku bersiap-siap membereskan segala yang berantakan  untuk berangkat ke sekolah, tak cukup membutuhkan waktu lama aku mempersiapkan perengkapan sekolah karna malam tadi sudah aku persiapkan semua yang akan ku bawa ke sekolah. Hari ini merupakan hari pembukaan MOS dan hari pertama masuk sekolah setelah tamat dari SMP. Hari dimana aku harus memulai semangat baru, kisah baru, suasana baru dan perjalanan baru yang tak pernah aku temukan di umur tua nanti. Kata orang-orang masa SMA ini masa yang tak bisa terlupakan, masa-masa penuh dengan kenangan indah,itu kata orang-orang, aku juga belum tau pasti rasanya. Hari ini cukup cerah membuat aku sangat bersemangat untuk menjalani aktivitas di sekolah, sangat berharap semuanya berjalan sesuai dengan kemampuanku. Setelah beberapa menit aku yang sekarang berstatus seorang siswa SMA siap untuk berangkat ke sekolah, siap menjalani aktivitas baru sebagai seorang siswa SMA. Bersama teman-teman baru yang ku kenal,  diperjalanan ke sekolah aku bertemu dengan seseorang yang dengan senang hati untuk menyapa duluan.

“Mau ke SMANDA juga ?’’ SMANDA itu adalah julukan dari SMA N 2

“Iya” (hanya sekedar menyapa lalu pergi, apa itu disebut dengan pekenalan)

Mungkin itu perkenalan awal eh apa ya namanya anggap saja itu perkenalan yang sangat singkat, dengan teman-teman baru saat di sekolah, atau bisa saja dia menjadi siswa yang di idamkan oleh para murid disana atau malah sebaliknya, aku-pun tidak tahu bagaimana cara pergaulan di sekolah baru ku ini.  Karena memang pergaulan dimasa SMP dengan masa SMA itu sangat jauh berbeda ku rasakan di waktu SMP  semua murid masih dibimbing oleh guru dalam pembelajaran dikelas, segala sesuatunya di jelaskan secara detail, sedangkan di SMA belum tentu karna aku baru masuk SMA mari kita simak perjalananku di masa SMA ini entah akan menarik ataupun bukantetap aku akan menikmati semua prosesnya.

Setelah aku sampai di gerbang sekolah yang di cat berwarna hijau, pagarnya berwarna hitam ada seseorang yang mungkin itu salah satu panitia kegiatan Masa Orientasi Siswa atau disebut dengan MOS  memberinya isyarat untuk berdiri di hadapannya, isyaratnya kira-kira begini, ia menatapku, menunjuk kearahku dengan telunjukknya lalu meminta aku untuk pergi ke arah dia berdiri seperti itu kira-kira. Karena jika berteriak tidak mungkin ku rasa karena dia tidak tau nama aku siapa, mau manggil pake apa. Lalu aku menunjuk ke sekitar dan menunjuk ke arahku. Aku masih bingung lalu memutuskan berjalan menuju dia.

“Kamu... iya kamu kesini?” panggil salah seorang senior kepada ku yang beberapa meter tidak jauh denganku, aku masih menujukk diriku sendiri dengan telunjukk yang mengatakan “Saya?”.

“Ada apa kak?” aku memutuskan untuk membuka suara tanpa ada rasa bersalah satupun.

“Kamu tahu sudah jam berapa ini? kenapa kamu baru datang!?” tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi.

Aku lumayan kaget, tapi ku kendalikan. Dengan entengnya aku menjawab begini “Maaf kak, saya ketiduran tadi, hehehe” ku pikir mungkin dengan jawaban itu aku bisa lolos dari sergapan kakak itu. Tapi malah sebaliknya. Ya sudahlah kan emang salah.

“Jam berapa kamu bangun, sekarang kamu dan teman-teman kamu lari  10 keliling lapangan ini, setelah itu lapor ke saya kalo sudah.. paham !!!” untung aja gak disuruh lari sendirian.

“Baik kak..” aku dan teman-teman yang lainnya melakukan hukuman dari senior brengsek yang suka ngatur itu. Padahal telatnya cuman satu menit dan acaranya pun masih belum dimulai.

Aku berlari sepuluh keliling mengelilingi lapangan SMA yang seluas gak tau berapanya, kami terus berlari sampai sepuluh putaran yang membuat lelah, dan untungnya waktu itu belum bulan puasa kalo udah puasa pasti kami sudah minum air yang ada disana sedangkan aku hanya berlari kecil-kecil saja untuk  menghemat tenaga. Kebetulan sekali MOS itu diadakan 3 hari sebelum bulan puasa.

            Pelajaran yang pertama yang aku dapatkan pertama kali disini yaitu saat aku di hukum karena melakukan kesalahan yaitu terlambat datang ke sekolah walaupun sedetik, aku mengerti bahwa di sekolah baru  ini tidak boleh terlambat datang ke sekolah. Mungkin itu pelajaran pertama di SMA ini dan masih banyak pelajaran dan rintangan yang harus di lalui.  

“Ini baru awal perjalanan mu, dan kamu tidak tahu apa yang akan di lakukan siswa-siswa  itu terhadap dirimu”

Hal yang terpenting bagi kita adalah tujuan awal kita pergi ke sekolah ini untuk apa, untuk belajar, menuntut ilmu, tunggu ngapain ilmu dituntut? Dia salah apa? dan menempuh jalan untuk mencapai cita-cita yang katanya aku ingin menjadi seorang dokter ataupun impian yang ingin ku tercapai.

            Setelah melalui hukuman aku langsung pergi ke kelas di ikuti dua orang teman yang kebetulan sekelas denganku, untung saja karena yang kena hukum tidak aku sendiri. Kebayang gak gimana canggungnya jika masuk kekelas sendirian habis dihukum pula.

Di dalam kelas siswa-siswa yang sudah sedari pagi masuk dan memperhatikan kakak kelas yang sudah melakukan tugasnya memberikan pengarahan di dalam kelas itu, aku datang, membuka pintu lalu bertanya.

“Permisi kak, apakah kami boleh masuk ke lokal ini kak?” tanyaku

“oke, silahkan”

Aku dan dua orang teman yang lain pun masuk ke lokal masing-masing hingga terpisah-pisah lokal dan tempat duduknya. Itu hanya ekspektasi, realitanya begini.ternyata yang dibayanganku berbeda.

“permisi kak, bolehkah kami masuk kelas ini?

Bukan silahkan masuk kata yang terucapkan, tapi malah ini yang keluar dari kakak kelas itu“kenapa kamu terlambat ke sekolah sudah jam berapa ini?

Mampuslah aku jika aku jujur pasti bakalan jadi bahan tertawa bagi temen-temenku yang lainnya. Terlambat sekolah cuman gara-gara telat bangun abis itu di hukum lari pula. Memalukan sekali jika aku bilag alasannya begitu. Aku memiliki mengucapkan ini.

“maaf kak”

“saya akan persilahkan kamu duduk tapi kamu harus menerima hukuman nya, hukumannya kamu harus  menyanyikan lagu yang kamu ketahui di mulai dari sekarang.” Ternyata di jawab atau tidak yang namanya salah tetap dihukum, ya sudah, dua kali aku kena hukum saat pertama sekolah di sini. Hukumannya nyanyi segala, jelas-jelas suaraku terdengar seperti percahan gelas. Hahaha.

“saya tak pandai menyanyi kak, boleh di ganti dengan baca puisi kak?”  

“ baiklah silahkan”

Indahmu tak kan pernah hilang,

meski  senja berganti gelap malam datang menghadang,

esoknya kau datang lagi,

membawa semangat baru untuk bekerja,

orang-orang terbangun dari lelapnya,

melaksanakan kewajibannya,

dan selalu bertemu denganmu,

setiap hari setelah malam menghilang,

kau tahu itu siapa?

Yaitu matahari pagi.

Setelah aku membacakan puisi yang aku buat seketika, tanpa ada teks yang keluar dan mengalir begitu saja di pikiranku. Aku langsung duduk dan mengikuti pembelajaran saat itu. Dan tiba saatnya siswa-siswa itu untuk di beri waktu untuk istirahat dan sholat bagi yang muslim. Ini luar biasa sih, karena pertama kali aku membacakan puisi di depan banyak orang, ya walaupun mereka gak ngerti atau beneran gak suka, tapi ah, yang penting aku sudah berusaha.

Aku melakukannya dengan baik, bercengkrama dengan orang-orang yang baru aku kenal. Namun saat itu aku belum menemukan teman yang baik untuk mendengarkan.  Sampai kegiatan MOS di sekolah baru itu selesai, dan sampai para murid di kelas di persilahkan untuk pulang, untuk beristirahat agar bisa mempersiapkan diri untuk kegiatan mos di hari selanjutnya.

Semua murid membereskan peralatannya memasukkan ke dalam tas masing-masing lalu bergegas meninggalkan ruangan kelas. Aku, tidak ada yang aku bereskan hehehe, karena memang aku hanya membawa satu tas gak kayak yang lainnya, satu tas dan bekal makanan atau ada juga yang membawa alat-alat  musik, ada juga yang membawa tas make up. Hahaha hanya aku sendiri yang cuman membawa tas doang.

Hari pertama ini aku cuman kenalan doang, sama temen-temen kelas dan kakak pemandu kelas kami. Temen? Semoga saja ada yang berkenalan dan mau di ajak berteman ya.

...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Ber-dasi(rompi)

Yang berdasi selalu menarik perhatian semua orang, apa lagi uangnya banyak dompet tebal dan wajah yang gagah. Berpakaian rapi, pendidikan dan jabatan tinggi.  Siapa saja tergiur melihatnya, jika bisa ingin menjadi yang kedua(?) Jangan sampai. Itu hanya sementara. Jika masih single pastilah semua orang ingin memilikinya, setidaknya ingin dimiliki seseorang seperti itu. Sayangnya sudah tak bisa lagi, pasangannya sudah ada, bahkan ada yang nekad menjadi yang kedua.  Kedudukannya tinggi. Jika ada apa-apa bisa bebas dari apapun kan. Uang meloncat menutup mulut semua orang.  Karena duduknya tinggi hanya orang-orang yang berkepentingan yang bisa membuat janji pribadi,  tertutup tidak semua orang tau. Hanya dia dan Dia yang tau apa yang berdasi inginkan.  Ternyata dibalik itu ada sebongkah karung dibalik bagasi. Semua orang tau ketika yang berdasi sudah berganti baju dengan rompi.  Oh ternyata itu.  *tidak semua orang berdasi seperti itu, sebagian ...

Anak Sulungnya Ayah

Ini aku anak sulungnya ayah yang sudah berkali-kali dibantai semesta namun masih bisa tegap berdiri. aku butuh bahumu yang tegap setiap kali terjatuh, namun yang kulihat hanya bahu ibu; di matamu. dari setiap kegagalanku aku butuh pahlawan untuk sekadar menepuk pundakku, namun aku hanya bisa merasakan pelukan hangat dari tubuh ibu. aku selalu bertanya, ayah kenapa? ayah jalanmu sudah terlalu jauh dari ibu, pundaknya butuh diringankan bebannya agar tak ketinggalan. tubuhmu selalu ada disampingnya, namun jiwamu entah kenamana. ayah anak sulungmu butuh sosok yang menjadi penguatnya dikala badai menghadang. namun ia hanya dapat berteduh di bawah payung ibu. anak sulungmu butuh sosok yang paling kuat selain kuatnya hati ibu. Ayah, ketika aku dihantam badai, aku hanya melihat pundak ibu; aku juga ingin melihat pundakmu. Ayah, kakiku memang masih kuat berjalan sendirian, namun aku bohong jika hatiku kuat menahan rindu. hatiku rapuh bila melihat ibu di depan pintu dengan tangan kanan ibu yang ...

tidak mudah memang, tapi harus diperjuangkan

Terima kasih 2021. Hello 2022 di awali dengan berbagai pertimbangan, dari keterbatasan seperti finansial hingga memilih merantau jauh dari kampung halaman. bertemu dengan orang-orang baru yang kultur yang berbeda, memahaminya memang mudah, namun untuk terbiasa dan menyesyaukan diri itu sulit tapi harus disesuaikan.  itulah mengapa saya tertarik mengamati perilaku manusia dengan keberagamannya. memahaminya sangat menyenangkan, namun saya bukan dari latar belakang pendidikan psikologi. walaupun begitu saya dapat belajar darimana saja.  awal waktu itu saya sedang galau-galaunya memilih untuk melanjutkan pendidikan kemana, ke universitas mana. saya pilih universitas bangka belitung dan universitas negri padang. jurusan ekonomi dan psikologi, padahal saya tidak tahu dimana universitas bangka belitung, yang saya tahu terletak di kepulauan bangka belitung. orang-orang tidak perlu tahu kesulitan yang kamu alami, cukup nanti saja ketika kamu sudah berhasil baru akan menjadi inspirasi b...